Selasa, 08 Agustus 2017

Ilmu

Bismillah..
Faedah dan manfaat apa yang didapat seorang pencari ilmu ketika membaca, mendengar, mengamati, menelaah suatu ilmu membuat ia merasa lebih tahu, lebih pintar, dan segala merasa dirinya lebih baik dari orang lain dan men-jugde orang lain rendah berada dibawahnya dan enggan untuk berbagi kepada orang yang belum tahu.
Bukan itu hakikatnya kita mencari ilmu ya ikhwah fillah, bukan..
Bukan untuk sombong dan ujub.
Melainkan untuk membuat kita takut akan Sang Maha Tinggi, yang Ilmunya Tak Tertandingi. Tak pantas kita begitu sombong dan ujubnya ketika kita hanya menggenggam satu genggaman pasir saja sedangkan suatu ilmu lebih dari buih di lautan.
Mari kita contoh para Salafush Shalih yang ilmunya sudah mumpuni tapi dirinya senantiasa rendah hati =)

Senin, 07 Agustus 2017

Karena Muslimah tak Sebatas itu

Baru setelah lulus SMA saya menyadari bahwa berkarya, berpendidikan dan berpestasi itu penting.  Membelalakan mata saya selama ini bahwa pemikiran saya ini terlalu sempit tentang arti seorang 'Muslimah'yang kaku dan kurang ekspresif. Menyadari betul kini, seorang muslimah tak sebatas itu. 

Dann kalau begitu kemana pemikiran saya selama ini ?  "Entahlah, yang jelas tentang  muslimag yang kaku dan berdiam diri."

Dan saya sadar betul bahwa kegagalan selama ini karena saya kurang serius dan saya memakai kacamata kudaa yang membuat saya not progress.

Teringat seorang teman jurusan Ekonomi, "Fit hidup harus balance kayak akutansi. Akhirat hayuk, dunia hayuk. Kan Umaar bin Khattab juga marah besar ketika seseorang hanya bekerja beribadah hingga lupa dia tinggal di dunia dan harus mencarinya"

Pesanku : jangan merasa terbatas karena kau seorang muslimah...

Minggu, 06 Agustus 2017

Senja Oranye

Gadis gembul,  polos nan luguh itu bernama Senja.. entahlah, mungkin latar belakang  penamaan dirinya karena ia dilahirkan di Senja oranye saat Sang Surya perlahan memejamkan dirinya di ufuk Barat.

Saking luguh dan polosnya, setiap hari ia selalu dimanfaatkan oleh teman sebayanya. Dipalak, jadi bahan olok-olok, di suruh ini itu bak Bawang Putih di  dongeng-dongeng. Ia tak melawan, dibiarkan saja kelakuan teman-temannya itu kepada dirinya.  Ia selalu takut jika menolak, takut apabila semua teman-temannya akan marah lalu menjauhi dirinya seperti kejadian seminggu yang lalu saat dia tak mau memberikan uangnya kepada Teh Ira, teman ngajinya...... lanjut besok

~Nurfitri

Sabtu, 05 Agustus 2017

A-M-A-N-A-H

Sejatinya sejak pertama diciptakan manusia, manusia memang ditakdirkan untuk selalu mengemban amanah. Dia yang seorang muslim pada dasarnya telah terpatri untuk diberi amanah. Amanah terhadap Tuhannya, amanah terhadap alam, amanah terhadap dirinya, amanah terhadap saudaranya, amanah terhadap temannya, amanah terhadap seluruh makhluk-Nya.

Amanah adalah tugas, setiap tugas adalah amanah. Dan setiap amanah harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kenapa amanah harus dilakukan sebaik-baiknya? Karena kalau tidak bukan  saja teman di lingkungan yang menjauh, tapi apabila amanah tidak dikerjakan semua makhluk-Nya akan berpaling muka dari kita.

Amanah, memang seringkali melelahkan. Dan memang begitu.. amanah sejatinya adalah titipan, maka setiap kita tidak berusaha untuk melakukan yang terbaik maka akan berkurang kepercayaannya terhadap kita sebagai yang dititipinya.

Memang, manusia tak ada yang sempurna dalam menjalankan suatu amanah. Karena dimana kita ketahui setiap manusia dikarunia kekurangan dan kelebihan daaannnnn manusia memiliki nafsu untuk lelah dan malas. Okey tak apa itu wajar lho! Karena otak manusia kadang memiliki kejenuhan.

Eh, eh tunggu dulu. Tapi kok bisa-bisanya ada orang memiliki waktu 24 jam tapi bisa melaksanakan amanah dengan baik? Yah bisa, bukan karena mereka malaikat. Tapi... karena mereka sering berlatih, menghargai proses hingga amanah yang diemban menjadi suatu "habbit". Mereka mengatur waktu, melawan gejolak menunda-nunda dan memberikan kontribusi yang total terhadap  suatu pencapaian yang akhirnya berbuah pada frofesional amanah.

Frofesional amanah itu... takut amanah tak dikerjakan, setidaknya kalau amanahnya  sulit bin rieut mereka bertanya atau dikerjakan sebisa mungkin lalu di diskusikan, serta seorang frofesional amanah tidak menunda-nunda waktu untuk berbuat !

Yang terpenting, jika hati kita bergejak untuk menolak melaksanakan amanah... kita harus berkata bahwa amanah takKn jatuh ke orang yang salah ! Pasti punya suatu konspirasi dan  besar kenapa dijatuhkan amanah, yang kadang kita tak sadari.

Amanah takkan jatuh kepada  orang yang salah, yaya... Ibaratnya seperti seorang guru yang memberikan amanah berupa tugas, pasti tidak salah memberi tugas. Karena saya yakin tugas yang disuruh dikerjakan adalah tugas yang kita mampu mengerjakannya dan memang sudah dipelajari, setidanya kalau pun sulit pasti ada remang-remang sedikit. Kalau tak mampu banget, kemungkinan salah jurusan di sekolahnya mungkin yah. Hehe.. harus belajar tuh potensi otak kanan dan kiri 😂😃..

Yah memang kadangkali kita jenuh dengan tumpukan amanah.. lelahhhh pake banget.. Huhu T.T

Solusinya?  Sekali-kali ikut teman  untuk sekedar refresing tahap kewajaran. Tapi jangan sampai ada di zona nyaman bangett. Jangan mengungkung diri juga terhadap amanah yang ada hingga kita lupa bahwa tubuh  kita harus makan dan minum, karena kita manusia bukan robot, kita pasti butuh suasana calm. Jadi enjoy tapi stay action action terhadap amanah yah !! -Nurfitriyani

Bukan penulis yang telah melakukan amanah dengan baik, bukan.... ini pelajaran untuk kita semuaa.. bahwa amanah memang lelah, jika begitu kuatkan lagi dengan Lillah

Ma Qadarullah Khair

Bismillah..
Yang terbaik adalah yang dipilihkan Allah..
Halnya seperti hujan, yang dipilihkan Allah untuk turun memberi sejuta manfaat. Meski kadang jika terlalu deras cukup menakutkan. Tapi walaupun menakutkan, jika turunnya dipilihkan Allah akan selalu menuai hikmah dan pelajaran. Seperti nantinya bisa  saja datang pelangi yang indah atau mungkin tanah yang tandus bisa merasa segar.
Seperti halnya takdir seseorang yang kadang tidak sesuai dengan harapan. Jika takdir yang tidak diharapkan itu pilihan Allah, maka kenapa harus takut. Yakin, jika dipilihkan Allah pasti menuai hikmah yang terbaik.
Maa qadarullah khair

Naik puncak bareng yuk?

Bismillah.
Untuk naik sampai puncak gunung itu susah. Sampai ngos-ngosan untuk menggapainya. Jalan terjal penuh bebatuan. Kalau nggak hati-hati, ambruk sudah. Kaki pegal linu, keringat bercucuran berpacu bersama teriknya mentari. Tapi, kelalahan itu berapi-api dan muncul kembali saat seorang teman memberi semangat "Ayoooo, sedikit lagi tuhh. Masa sampai sini ajah.. Hamasah hamasah !! Kamu kuat". Hmm, emang enak kalau ke suatu tempat yang jauh ada yang nemenin apalagi ini tempatnya gunung dengan segala kerumitannya, senang kalau udah sampai puncak mah serasa terbayar sudah.
Sama halnya dengan kehidupan setelah di dunia, yakni akhirat dimana puncak kenikmatan tertingginya adalah Ridho Allah dan jannah-Nya. Untuk menggapinya tentu nggak mudah, banyak aral melintang, kerikil tajam menghadang. Tapi kalau sabar mendaki dan semua sudah terlewati, terbayar sudah serta masyaa Allah sangat indah. Sama halnya dengan mendaki di dunia, mendaki menuju akhirat pun kalau nggak ada temen rasanya susah dan sunyi sekali. Nggak ada yang  nyemangatin k dan ngingetin kalau kita futur dan kalau-kalau puncak itu udah deket. Kesimpulannya, kehidupan menggapai akhirat ibarat mendaki sebuah puncak gunung yang terjal dan berliku serta kalau mau cepet nyampe perbanyaklah teman yang shalih agar kamu senantiasa bersemangat menggapai puncak itu, puncak di atas puncak yakni Ridho Allah. Kalau sabar menggapainya sekuat aral melintang pun pasti berlalu..

Ilmu dari seminar

Ada yg hal harus diingat saat qt menikah, bahwa pasangan qt TIDAKLAH SEMPURNA...

Sedari awal saya menikah, saya sudah memiliki prinsip, untuk tidak menggantungkan ekspektasi sebegitu tinggi dengan pasangan. Kalau kata Pak Cah, menikah itu mirip dengan belanja di supermarket. Kalau kita berharap supermarket itu lengkap menjual barang dari A-Z, tapi saat kita kesana ternyata banyak yang tidak ada, akhirnya berujung kecewa. Namun, saat kita legowo dengan barang apa saja yang ada di supermarketnya, sifat syukur yang terbentuk disana.

Sama dgn pasangan qt, saat kita memiliki ekspektasi tinggi si pasangan itu bisa A,B,C sampai dengan Z, tapi ternyata tidak, kecewa yang kita dapatkan. Namun saat kita mau menerima kelebihan dan kekurangannya apa adanya, hanya ada syukur saat bertemu kelebihan dan sabar saat bertemu kekurangan. Intinya mah, saat cintamu pada-Nya berada pada tempat tertinggi dalam jiwa, kita akan mensyukuri kelebihan dan bersukur atas kekurangan pasangan yang sudah Allah jodohkan di dunia.

-Dewi Nur Aisyah

CROWN ! BE MUSLIMAH IN ACTION !

Kata siapa muslimah itu hanya sebatas jilbab lebar yang tempat nongkrongnya di masjid? Yang hanya bisa mengagumi karya orang lain dan berkata pada diri sendiri bahwa dirinya hanya sebatas itu?
Kalau definisimu seperti itu, maka cepat-cepatlah buang kacamata kuda yang selama ini kamu pakai! Karena muslimah sesungguhnya adalah dia yang berpikiran luas untuk bisa memberi manfaat pada sekitar. Bukan yang terjebak dalam batasan-batasan yang diciptakan sendiri hingga akhirnya sulit untuk melangkah.
Coba lihat para wanita keren yang melejitkan segudang prestasi belakangan ini. Banyak di antaranya adalah para muslimah yang dikagumi oleh banyak kalangan, diikuti setiap aktivitasnya, dan ditunggu karya barunya. Merekalah yang berani menggebrak batasan-batasan tersebut. Dan tentunya bakal makin keren, jika nilai-nilai islam membalut aktivitas mereka.
Sejalan dengan itu, CROWN 2017 yang mengusung tema WOMAN IN ACTION akan membantu para muslimah untuk berani mendobrak segala macam batasan agar lebih aktif, percaya diri dan bermanfaat untuk sekitar.
Berkreativitas tanpa batas, tapi tetap berlandaskan islami. Siapa yang ngga mau setiap karya yang diciptakan menjadi ladang pahala bagi dirinya dan juga bisa membuat perubahan positif bagi umat?
Segera di bulan September in Padjajaran University!
CROWN 2017
WOMAN IN ACTION "Break Every Limit.
Your Hijaab Is Your Crown.
And Your CROWN Will Never Limit You." #CROWN2017 #WomanInAction
#AcaraKemuslimahanTerbesar se-Unpad Raya !! Untuk umum (akhwat)

Inspirasi Muslimah in action

Semoga menginspirasi teman-teman...
Pelajaran bincang-bincang bareng teh Dewi Nur Aisyah hari ini luar biasaaa... begini pelajaran yang saya ambil : Karena muslimah bukan hanya sekedar jilbab lebar, yang terkungkung oleh keterbatasan... Di masa kini, butuh karya untuk menginspirasi agar dakwah masuk terasa. Ingat, prestasi adalah dakwah dan dakwah adalah cinta. Mari menyemai inspirasi dan mengabdi kepada Ilahi dengan cara yang penuh dedikasi. Mar’atus shalihah (wanita shalihah), zaujatu muthi’ah (istri yang taat) dan ummul madrasah (bunda peradaban). Jadi apa pun kita, kita harus kembali pada pilar ini- wow wow Pelajaran yang diambil dari seminar kali ini, oleh Dewi Nur Aisyah, Phd Mom dari Universitas College UK,. TERHARU.. ~ 😂😂😂😂😂,... Going the Extra Miles !! Belajar, belajar, belajar !!

Kamis, 20 Juli 2017

PMS, greget abiss

[INI TENTANG PMS]
Lelaki Juga harus tau.

PMS? mungkin sebagian wanita menjadikan PMS sebagai pelampiasan emosi. Kesenggol sedikit langsung emosi meledak-ledak kayak bom Hirosima dan Nagasaki. kesinggun sedikit  langsung bete dengan meninggalkan erupsi besar bak gunung Krakatau. Pusing  sedikit ngamuk-ngamuk nggak jelas meninggalkan kerusakan kayak abis kena gempa 8 skala richter (orang gile kali ngamuk nggak jelas) wkwk.Keganggu sedikit langsung meraum bak singa ngeliat mangsa yang siap menerkam. Ditatap sedikit, malah balik natap bak tokoh mistis di film horor. Lah, didiemin malah kayak ikan Piranha. Wahwah seram sekali. Wkwk

saat ditanya "ente kenapa sih?" "Ane lagi PMS ! Makanya jangan ganggu (titik)" .... Girls ! Jangan jadiin alasan buat masalah karena 'PMS'. Because sebenernya yang jadi masalah bukan PMS tapi kamunya ajah yang tidak bisa menahan kontrol emosi yang disebabkan oleh syaiton. Yap, benar ! 'SYAITON' . Syaiton itu paling seneng ganggu orang lagi PMS, seneng sekali karena katanya kalau lagi 'PMS' wanita cenderung 'LALAI'. kenapa bisa gitu ? Yaealah. Biasanya wanita kalau sedang mens cenderung menjadikan ajang pemberhentikan ibadah total. Makanya lebih cenderung nggak kekontrol emosinya, karena jauhhhh dari nilai-nilai positif ruhaniyah. Disarankan sih bila kita liat wanita PMS kalau lagi marah-marah disuruh istighfar, dzikir atau disuruh duduk kalau dia lagi emosi. Jangan dijauhin apalagi ditinggal sendiri lagi melamun, itu bahaya guys ! Karena syaiton suka orang sendiri yang sedang berhenti ibadah.
Eiya, satu pesan juga.. Sebenernya kalau lagi 'Mens' tuh bukan ajangnya berhenti ibadah. Justru kamu harus banyak ibadaah untuk menghempas syaiton-syaiton nackal yang nempel di badan kamu.. Banyak kok yang bisa dilakuin seperti banyak bersedekah, istighfar, dengerin murrotal,  menulis, baca buku islami dll. So,  jangan jadiin datang bulan kamu sebagai bulan-bulan horror yah ! Hihi

Rabu, 19 Juli 2017

Rumput Tetangga selalu lebih Hijau

Ah, betapa sulitnya 'Bersyukur'. Yakan? Semua orang dipastikan tahu yang namanya bersyukur itu 'indah'. But, tak semua orang mampu paham,  menerima, dan legowo dengan segala 'kenyataan' yang telah ditentukan garis nadirnya.  Lagi-lagi kusebutkan tentang 'naluri' manusia yang selalu merasa 'kurang'. Sudah diberi ini, mau itu. Ini kurang, itu kurang. Di qiyaskan begini, Orang selalu penasaran dengan kenapa para koruptor yang kaya raya tapi tetap saja 'makan uang' ?  Yap ! Seperti yang dikatakan tadi, manusia mah emang punya naluri 'kurang'. Apalagi kalau udah liat tetangga rumputnya lebih hijau. manusia yang 'panasan' pasti uring-uringan nggak jelas. "Kok aku gini yah ? Dia nah gitu bagus nasibnya."___"kok hidup aku gini-gini banget, nggak kayak dia"_____"kok keluarga aku gini, kok sekolah aku gitu? Kok kuliahan aku seperti ini?" Dan segala macam pertanyaan tak bersyukur lainnya ! Coba deh kalau kamu merasak kayak gitu, lihat ke bawah. Jangan liat ke atas, soaalnya bisi jatoh. Disana banyak lho yang mau jadi kamu seperti ini. Coba bandingkan kalau punya barang liat barang orang lain yang tak seberuntung kamu.~~~ Sulit memang kayak gitu juga sih karena disisi lain manusia juga punya naluri 'progress' melihat ke depan atau ke atas. Endingnya, aku hanya bisa saran 'bersyukur saja' toh sebenarnya bahagia bukan seberapa baanyak barang yang kita punya, setinggi jabatan apa yang kita miliki, seberapa bagus tempat yang kita pijak. Tapi... Bahagia itu dari seberapa banyak bersyukur kita hari ini dan nanti.

Di dunia ini l, pada fikiran kita memang terdapat kalimat "Rumput tetangga memang selalu lebih hijau". But, jika kita mau bersyukur rumput kita akan hijau juga karena disirami rasa "bersyukur" itu sendiri.

Kita Belajar Progress

~Kita belajar Progress
-
-
Tahun 1970, kondisi sosial ekonomi Korea Selatan dan Ghana di Afrika sama yakni memprihatinkan dan dipenuhi kemiskinan. Tetapi, pada tahun 2000, Korea Selatan dapat melampaui Ghana, sahabat tertinggalnya itu.  Kondisi sosial-ekonomi-budaya  Korea Selatan tiba-tiba melejit 10x ketimbang Ghana. Mengapa? Menurut Huntington dan  dan Lawrenge Harisson, hal ini terjadi karena adanya perbedaan nilai budaya. Berbeda dengan Ghana yang menerapkan budaya negatif, artinya selalu melihat ke belakang untuk mencari kekurangan dan kesalahan,  Korea Selatan memilih menerapkan budaya progresif, budaya yang melihat ke depan untuk melihat sisi positif dan kelebihan-kelebihan yang dapat dikembangkan.

-Intinya, saya ingin semua mengambil pelajaran. Jangan melihat ke belakang atas kegagalan yang kita tempuh dan keterpurukan yang kita alami. Tapi, lihatlah ke depan sebagai wujud bahwa kita hidup mensyukuri kelebihan-kelebihan serta potensi yang lain, yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Jangan terlalu berkabung atas kegagalan hingga membuat kita menjadi seseorang yang tak maju-maju. Teruslah belajar, merenda syukur. Karena banyak sekali lho potensi diri jika kita tekun menggali 😊

Rabu, 12 Juli 2017

Quality Muslimah

Be Quality Muslimah !

Katanya pengen jadi madrasatul 'ula tapi kerjaannya melow lamunin oppa korea yang segera akan nikah, jingrak-jingkrat pas acara nyanyi-nyanyi, dirundung duka berkepenjangan karena lihat IG ikhwan yang digandrungi  nikah. Huaahh baperr  bin galau *katanya.. sampai bilang  nggak papa dijadiin istri kedua.. sampai nggak tidur cenah 7 hari 7 malam *gubrak. Lihat ikhwan berkualitas sedikit baperrr ajah daannn langsung bikin status "wahai calon imamku dimanaa engkaauuu???" Aaaa * syalalalala lebay. (Bukannya makin mengualitaskan diri malah kayak menurunkan image sendiri)
-
Impiannya, diujung langit tinggi sekali. Katanya ingin melahirkan  anak-anak yang cerdas, mendapatkan ikhwan yang berkualitas dan bersamanya menggapai jannah. Tapi nyatanya? Kerjaannya cuman baper saja lihat medsos nggak ada action.  Ada pelajaran sulit di sekolah atau kampus langsung bilang "ah ulangan dan pelajarannya sulit sekali, mending nikah saja", (nikah dijadikan pelampiasan ujian hidup) *yahhh akhwat yang gampang menyerah,  bisanya ngebet nikah saja . Diajak ke tempat ilmu, ogah-ogahan.. Katanya sudah cukup saya mah lewat googling saja. Nah lho?  Apakah itu cerminan muslimah berkualitas, muslimah yang pantas dijadikan madrasatul 'ula? -
Hey akhwat, dengan caramu begini kau takkan mendapat apa pun, selain kau mendapat sanjungan dari ikhwan modus  bin usil. kau malah menurunkan kualitasmu sebagai muslimah.
Jadikan masa penantianmu sebagai masa produktif dirimu. Ini masamu untuk banyak belajar mereguk ilmu, masanya untuk berprestasi. Janganlah kau turunkan derajat ke-muslimahanmu dengan baper berlebihan. Yuk, jadi muslimah produktif, yang berkualitas nan berprestasi. Berprestasi tak harus dapat mendali. Cukup kau sukses sejak dini, lebih baik dari hari kemarin. Itu sudah menjadi sebuah prestasi.
Tapi mendapat mendali lebih berarti. Hehe
-
- ini status sebenernya tamparan sendiri sih buat saya sebagai penulis.. yukkl mari kualitaskan diri karena sahabat wanita dan para istri di zaman nabi juga pikirannya cerdas, otaknya penuh terisi  serta penuh dengan prestasi  dan dedikasi😂☺☺☺😊😊
NURFITRIYANI

Rabu, 05 Juli 2017

Aku gagal, aku bangkit

Kegagalan, suatu kata yang rasanya seperti mematahkan angan, membangun duka berkepanjangan serta seperti melemparmu pada titik terendah, sebenarnya ia mengajarkanmu banyak hal yang tak diajarkan oleh keberhasilan. Salah satunya mengajarkanmu untuk kuat, menempa diri untuk bangkit dan kembali melanjutkan perjalanan, yang bisa jadi perjalanan itu akan membawamu sampai pada tempat yang lebih baik. Gagal mengajarkan kita  rendah hati, bahwasanya memang benar di atas langit memang ada langit. Thomas Edison mengatakan "Kegagalann adalah satu langkah untuk berhasil" bagaimana tidak ? Dengan kegagalan perlahan kita menghargai namanya proses panjang bahwasanya hidup ini memang butuh banyak perjuangan. Dengan kegagalanlah tabir keberhasilan lambat laun terbuka.  Serta hanya dengan kegagalan orang berpikir memperbaiki diri "Oh begini yah caranya, oh begitu yah caranya.. Oh seharusnya aku dulu tak begini".
-
-
Gagal adalah guru yang sedang menempa karakter kita. Justru ujian sebenarnya adalah saat kita berhasil. Pepatah mengatakan "kita tidak diuji saat gagal. Kita justru diuji saat berhasil" apakah dengan berhasil kita menebar hikmah atau malah tinggi menengadah?
Tak dipungkiri, gagal membawa banyak kebaikan. Hanya saja memang manusia apabila dirundung kesedihan memang selalu melupakan hikmah kegagalan. -
Memang sakit gagal itu, tapi bersyukurlah.. Sebagai seorang muslim kita harus merasa bahwa kegagalan itu adalah cara Allah mendidik kita. Apakah kita memang berpaling atau makin mendekat?
-
-
Dari orang yang suka gagal dan belajar dari kegagalan ^^ Aku gagal, dan aku bangkit.

Minggu, 25 Juni 2017

Hendak kemana?

Langit bermuram durja saat Ramadhan perlahan pergi... Mentari seakan bungkam atas sinar keemesannya di senja hari.. Besok kemenangan, tapi suasana kian layu ditinggal cahaya keberkahan.. Keesokan hari dan esoknya lagi semua amal belum tentu dilipat gandakan. Ramadhan Kariimm, hendak kemana? Semesta kemarin bersorak riang, kini diterpa kegelisahan atas kepergiaan dirimu. Rumput yang bergoyang kini diterpa kekakuan melepas melodi sendu ditinggal dirimu. Dedaunan  jatuh membisu, pohon tertunduk pilu. Burung mengibaskan sayapnya perlahan memendam perih ditinggal dirimu. Serta Angin berdesir lirih penuh kesedihan. Malam nanti berkumandang nada perpisahan.. Oh tak terbayangkan manakala tahun berikutnya diri yang kotor ini tak bertemu denganmu, tak bertemu dengan alasan lapuk ditimbun tanah, kembali keperaduan ilahi mempertanggung jawabkan amalan duniawi..
Tapi, segenap harapanku.. Yah bertemu dirimu lagi, bertemu dengan kesucian dan bersungkur atas lezatnya amalan yang Ilahi Rabbi berikan atas hadirnya dirimu..
Ramadhan, hendak kemana? Aku disini masih merindu. Begitu cepat waktu berlalu, tak sampai hati engkau pergi. Tapi apa daya kau pasti pergi jua..

Sabtu, 24 Juni 2017

Semakin dewasa

Semakin dewasa.. semakin banyak yang kau tuntut, semakin banyak propaganda yang kau buat. Urat nadimu bergetar panas melihat dunia berbalik arah. Di otakmu bergelayut nyinyir dentuman melodi kritis untuk semesta..
Realistis, yah semakin dewasa pikiranmu berkecamuk bukan khayalan lagi. Bukan seperti seorang anak yang polos nan lugu yang ingin hujan permen atau memiliki sayap seperti peri. Bukan ! Pikiranmu semakin terpengaruh.. Ada yang semakin kritis menuju atheis dan ada yang kritis mencari jati diri melalui jalan Tuhan yang penuh jalan optimis.
-
-
Semakin dewasa, hatimu berapi-rapi, menuntut pembenaran yang hakiki. Tulisanmu tak lagi bernada lurus, flat, dan cerita pribadi. Melalainkan tulisanmu kini cermat, menusuk ke hati dan dibuat sentilan bagi mereka yang kau rasa berbalik arah dari pembenaran yang sejati. -
Semakin dewasa, perlahan kau berjalan bersama gemuruh jiwa yang berapi-rapi. Dan kau berteriak "akulah, akulah si penginjak bumi. Aku bangkit dari masa khayalanku dan kini aku DEWASA.." -
-
Yah kau kini semakin dewasa,.. saatnya penentuan, bukan pencarian lagi.. Yang namanya pencarian  diri kini sudah usang, lapuk dan kadaluwarsa. Pilihannya tinggal 2. Menjadi pemikiran atheis atau menuju Ilahi Rabbi?