Minggu, 25 Juni 2017

Hendak kemana?

Langit bermuram durja saat Ramadhan perlahan pergi... Mentari seakan bungkam atas sinar keemesannya di senja hari.. Besok kemenangan, tapi suasana kian layu ditinggal cahaya keberkahan.. Keesokan hari dan esoknya lagi semua amal belum tentu dilipat gandakan. Ramadhan Kariimm, hendak kemana? Semesta kemarin bersorak riang, kini diterpa kegelisahan atas kepergiaan dirimu. Rumput yang bergoyang kini diterpa kekakuan melepas melodi sendu ditinggal dirimu. Dedaunan  jatuh membisu, pohon tertunduk pilu. Burung mengibaskan sayapnya perlahan memendam perih ditinggal dirimu. Serta Angin berdesir lirih penuh kesedihan. Malam nanti berkumandang nada perpisahan.. Oh tak terbayangkan manakala tahun berikutnya diri yang kotor ini tak bertemu denganmu, tak bertemu dengan alasan lapuk ditimbun tanah, kembali keperaduan ilahi mempertanggung jawabkan amalan duniawi..
Tapi, segenap harapanku.. Yah bertemu dirimu lagi, bertemu dengan kesucian dan bersungkur atas lezatnya amalan yang Ilahi Rabbi berikan atas hadirnya dirimu..
Ramadhan, hendak kemana? Aku disini masih merindu. Begitu cepat waktu berlalu, tak sampai hati engkau pergi. Tapi apa daya kau pasti pergi jua..

Sabtu, 24 Juni 2017

Semakin dewasa

Semakin dewasa.. semakin banyak yang kau tuntut, semakin banyak propaganda yang kau buat. Urat nadimu bergetar panas melihat dunia berbalik arah. Di otakmu bergelayut nyinyir dentuman melodi kritis untuk semesta..
Realistis, yah semakin dewasa pikiranmu berkecamuk bukan khayalan lagi. Bukan seperti seorang anak yang polos nan lugu yang ingin hujan permen atau memiliki sayap seperti peri. Bukan ! Pikiranmu semakin terpengaruh.. Ada yang semakin kritis menuju atheis dan ada yang kritis mencari jati diri melalui jalan Tuhan yang penuh jalan optimis.
-
-
Semakin dewasa, hatimu berapi-rapi, menuntut pembenaran yang hakiki. Tulisanmu tak lagi bernada lurus, flat, dan cerita pribadi. Melalainkan tulisanmu kini cermat, menusuk ke hati dan dibuat sentilan bagi mereka yang kau rasa berbalik arah dari pembenaran yang sejati. -
Semakin dewasa, perlahan kau berjalan bersama gemuruh jiwa yang berapi-rapi. Dan kau berteriak "akulah, akulah si penginjak bumi. Aku bangkit dari masa khayalanku dan kini aku DEWASA.." -
-
Yah kau kini semakin dewasa,.. saatnya penentuan, bukan pencarian lagi.. Yang namanya pencarian  diri kini sudah usang, lapuk dan kadaluwarsa. Pilihannya tinggal 2. Menjadi pemikiran atheis atau menuju Ilahi Rabbi?