Kamis, 20 Juli 2017

PMS, greget abiss

[INI TENTANG PMS]
Lelaki Juga harus tau.

PMS? mungkin sebagian wanita menjadikan PMS sebagai pelampiasan emosi. Kesenggol sedikit langsung emosi meledak-ledak kayak bom Hirosima dan Nagasaki. kesinggun sedikit  langsung bete dengan meninggalkan erupsi besar bak gunung Krakatau. Pusing  sedikit ngamuk-ngamuk nggak jelas meninggalkan kerusakan kayak abis kena gempa 8 skala richter (orang gile kali ngamuk nggak jelas) wkwk.Keganggu sedikit langsung meraum bak singa ngeliat mangsa yang siap menerkam. Ditatap sedikit, malah balik natap bak tokoh mistis di film horor. Lah, didiemin malah kayak ikan Piranha. Wahwah seram sekali. Wkwk

saat ditanya "ente kenapa sih?" "Ane lagi PMS ! Makanya jangan ganggu (titik)" .... Girls ! Jangan jadiin alasan buat masalah karena 'PMS'. Because sebenernya yang jadi masalah bukan PMS tapi kamunya ajah yang tidak bisa menahan kontrol emosi yang disebabkan oleh syaiton. Yap, benar ! 'SYAITON' . Syaiton itu paling seneng ganggu orang lagi PMS, seneng sekali karena katanya kalau lagi 'PMS' wanita cenderung 'LALAI'. kenapa bisa gitu ? Yaealah. Biasanya wanita kalau sedang mens cenderung menjadikan ajang pemberhentikan ibadah total. Makanya lebih cenderung nggak kekontrol emosinya, karena jauhhhh dari nilai-nilai positif ruhaniyah. Disarankan sih bila kita liat wanita PMS kalau lagi marah-marah disuruh istighfar, dzikir atau disuruh duduk kalau dia lagi emosi. Jangan dijauhin apalagi ditinggal sendiri lagi melamun, itu bahaya guys ! Karena syaiton suka orang sendiri yang sedang berhenti ibadah.
Eiya, satu pesan juga.. Sebenernya kalau lagi 'Mens' tuh bukan ajangnya berhenti ibadah. Justru kamu harus banyak ibadaah untuk menghempas syaiton-syaiton nackal yang nempel di badan kamu.. Banyak kok yang bisa dilakuin seperti banyak bersedekah, istighfar, dengerin murrotal,  menulis, baca buku islami dll. So,  jangan jadiin datang bulan kamu sebagai bulan-bulan horror yah ! Hihi

Rabu, 19 Juli 2017

Rumput Tetangga selalu lebih Hijau

Ah, betapa sulitnya 'Bersyukur'. Yakan? Semua orang dipastikan tahu yang namanya bersyukur itu 'indah'. But, tak semua orang mampu paham,  menerima, dan legowo dengan segala 'kenyataan' yang telah ditentukan garis nadirnya.  Lagi-lagi kusebutkan tentang 'naluri' manusia yang selalu merasa 'kurang'. Sudah diberi ini, mau itu. Ini kurang, itu kurang. Di qiyaskan begini, Orang selalu penasaran dengan kenapa para koruptor yang kaya raya tapi tetap saja 'makan uang' ?  Yap ! Seperti yang dikatakan tadi, manusia mah emang punya naluri 'kurang'. Apalagi kalau udah liat tetangga rumputnya lebih hijau. manusia yang 'panasan' pasti uring-uringan nggak jelas. "Kok aku gini yah ? Dia nah gitu bagus nasibnya."___"kok hidup aku gini-gini banget, nggak kayak dia"_____"kok keluarga aku gini, kok sekolah aku gitu? Kok kuliahan aku seperti ini?" Dan segala macam pertanyaan tak bersyukur lainnya ! Coba deh kalau kamu merasak kayak gitu, lihat ke bawah. Jangan liat ke atas, soaalnya bisi jatoh. Disana banyak lho yang mau jadi kamu seperti ini. Coba bandingkan kalau punya barang liat barang orang lain yang tak seberuntung kamu.~~~ Sulit memang kayak gitu juga sih karena disisi lain manusia juga punya naluri 'progress' melihat ke depan atau ke atas. Endingnya, aku hanya bisa saran 'bersyukur saja' toh sebenarnya bahagia bukan seberapa baanyak barang yang kita punya, setinggi jabatan apa yang kita miliki, seberapa bagus tempat yang kita pijak. Tapi... Bahagia itu dari seberapa banyak bersyukur kita hari ini dan nanti.

Di dunia ini l, pada fikiran kita memang terdapat kalimat "Rumput tetangga memang selalu lebih hijau". But, jika kita mau bersyukur rumput kita akan hijau juga karena disirami rasa "bersyukur" itu sendiri.

Kita Belajar Progress

~Kita belajar Progress
-
-
Tahun 1970, kondisi sosial ekonomi Korea Selatan dan Ghana di Afrika sama yakni memprihatinkan dan dipenuhi kemiskinan. Tetapi, pada tahun 2000, Korea Selatan dapat melampaui Ghana, sahabat tertinggalnya itu.  Kondisi sosial-ekonomi-budaya  Korea Selatan tiba-tiba melejit 10x ketimbang Ghana. Mengapa? Menurut Huntington dan  dan Lawrenge Harisson, hal ini terjadi karena adanya perbedaan nilai budaya. Berbeda dengan Ghana yang menerapkan budaya negatif, artinya selalu melihat ke belakang untuk mencari kekurangan dan kesalahan,  Korea Selatan memilih menerapkan budaya progresif, budaya yang melihat ke depan untuk melihat sisi positif dan kelebihan-kelebihan yang dapat dikembangkan.

-Intinya, saya ingin semua mengambil pelajaran. Jangan melihat ke belakang atas kegagalan yang kita tempuh dan keterpurukan yang kita alami. Tapi, lihatlah ke depan sebagai wujud bahwa kita hidup mensyukuri kelebihan-kelebihan serta potensi yang lain, yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Jangan terlalu berkabung atas kegagalan hingga membuat kita menjadi seseorang yang tak maju-maju. Teruslah belajar, merenda syukur. Karena banyak sekali lho potensi diri jika kita tekun menggali 😊

Rabu, 12 Juli 2017

Quality Muslimah

Be Quality Muslimah !

Katanya pengen jadi madrasatul 'ula tapi kerjaannya melow lamunin oppa korea yang segera akan nikah, jingrak-jingkrat pas acara nyanyi-nyanyi, dirundung duka berkepenjangan karena lihat IG ikhwan yang digandrungi  nikah. Huaahh baperr  bin galau *katanya.. sampai bilang  nggak papa dijadiin istri kedua.. sampai nggak tidur cenah 7 hari 7 malam *gubrak. Lihat ikhwan berkualitas sedikit baperrr ajah daannn langsung bikin status "wahai calon imamku dimanaa engkaauuu???" Aaaa * syalalalala lebay. (Bukannya makin mengualitaskan diri malah kayak menurunkan image sendiri)
-
Impiannya, diujung langit tinggi sekali. Katanya ingin melahirkan  anak-anak yang cerdas, mendapatkan ikhwan yang berkualitas dan bersamanya menggapai jannah. Tapi nyatanya? Kerjaannya cuman baper saja lihat medsos nggak ada action.  Ada pelajaran sulit di sekolah atau kampus langsung bilang "ah ulangan dan pelajarannya sulit sekali, mending nikah saja", (nikah dijadikan pelampiasan ujian hidup) *yahhh akhwat yang gampang menyerah,  bisanya ngebet nikah saja . Diajak ke tempat ilmu, ogah-ogahan.. Katanya sudah cukup saya mah lewat googling saja. Nah lho?  Apakah itu cerminan muslimah berkualitas, muslimah yang pantas dijadikan madrasatul 'ula? -
Hey akhwat, dengan caramu begini kau takkan mendapat apa pun, selain kau mendapat sanjungan dari ikhwan modus  bin usil. kau malah menurunkan kualitasmu sebagai muslimah.
Jadikan masa penantianmu sebagai masa produktif dirimu. Ini masamu untuk banyak belajar mereguk ilmu, masanya untuk berprestasi. Janganlah kau turunkan derajat ke-muslimahanmu dengan baper berlebihan. Yuk, jadi muslimah produktif, yang berkualitas nan berprestasi. Berprestasi tak harus dapat mendali. Cukup kau sukses sejak dini, lebih baik dari hari kemarin. Itu sudah menjadi sebuah prestasi.
Tapi mendapat mendali lebih berarti. Hehe
-
- ini status sebenernya tamparan sendiri sih buat saya sebagai penulis.. yukkl mari kualitaskan diri karena sahabat wanita dan para istri di zaman nabi juga pikirannya cerdas, otaknya penuh terisi  serta penuh dengan prestasi  dan dedikasi😂☺☺☺😊😊
NURFITRIYANI

Rabu, 05 Juli 2017

Aku gagal, aku bangkit

Kegagalan, suatu kata yang rasanya seperti mematahkan angan, membangun duka berkepanjangan serta seperti melemparmu pada titik terendah, sebenarnya ia mengajarkanmu banyak hal yang tak diajarkan oleh keberhasilan. Salah satunya mengajarkanmu untuk kuat, menempa diri untuk bangkit dan kembali melanjutkan perjalanan, yang bisa jadi perjalanan itu akan membawamu sampai pada tempat yang lebih baik. Gagal mengajarkan kita  rendah hati, bahwasanya memang benar di atas langit memang ada langit. Thomas Edison mengatakan "Kegagalann adalah satu langkah untuk berhasil" bagaimana tidak ? Dengan kegagalan perlahan kita menghargai namanya proses panjang bahwasanya hidup ini memang butuh banyak perjuangan. Dengan kegagalanlah tabir keberhasilan lambat laun terbuka.  Serta hanya dengan kegagalan orang berpikir memperbaiki diri "Oh begini yah caranya, oh begitu yah caranya.. Oh seharusnya aku dulu tak begini".
-
-
Gagal adalah guru yang sedang menempa karakter kita. Justru ujian sebenarnya adalah saat kita berhasil. Pepatah mengatakan "kita tidak diuji saat gagal. Kita justru diuji saat berhasil" apakah dengan berhasil kita menebar hikmah atau malah tinggi menengadah?
Tak dipungkiri, gagal membawa banyak kebaikan. Hanya saja memang manusia apabila dirundung kesedihan memang selalu melupakan hikmah kegagalan. -
Memang sakit gagal itu, tapi bersyukurlah.. Sebagai seorang muslim kita harus merasa bahwa kegagalan itu adalah cara Allah mendidik kita. Apakah kita memang berpaling atau makin mendekat?
-
-
Dari orang yang suka gagal dan belajar dari kegagalan ^^ Aku gagal, dan aku bangkit.