Selasa, 08 Agustus 2017

Ilmu

Bismillah..
Faedah dan manfaat apa yang didapat seorang pencari ilmu ketika membaca, mendengar, mengamati, menelaah suatu ilmu membuat ia merasa lebih tahu, lebih pintar, dan segala merasa dirinya lebih baik dari orang lain dan men-jugde orang lain rendah berada dibawahnya dan enggan untuk berbagi kepada orang yang belum tahu.
Bukan itu hakikatnya kita mencari ilmu ya ikhwah fillah, bukan..
Bukan untuk sombong dan ujub.
Melainkan untuk membuat kita takut akan Sang Maha Tinggi, yang Ilmunya Tak Tertandingi. Tak pantas kita begitu sombong dan ujubnya ketika kita hanya menggenggam satu genggaman pasir saja sedangkan suatu ilmu lebih dari buih di lautan.
Mari kita contoh para Salafush Shalih yang ilmunya sudah mumpuni tapi dirinya senantiasa rendah hati =)

Senin, 07 Agustus 2017

Karena Muslimah tak Sebatas itu

Baru setelah lulus SMA saya menyadari bahwa berkarya, berpendidikan dan berpestasi itu penting.  Membelalakan mata saya selama ini bahwa pemikiran saya ini terlalu sempit tentang arti seorang 'Muslimah'yang kaku dan kurang ekspresif. Menyadari betul kini, seorang muslimah tak sebatas itu. 

Dann kalau begitu kemana pemikiran saya selama ini ?  "Entahlah, yang jelas tentang  muslimag yang kaku dan berdiam diri."

Dan saya sadar betul bahwa kegagalan selama ini karena saya kurang serius dan saya memakai kacamata kudaa yang membuat saya not progress.

Teringat seorang teman jurusan Ekonomi, "Fit hidup harus balance kayak akutansi. Akhirat hayuk, dunia hayuk. Kan Umaar bin Khattab juga marah besar ketika seseorang hanya bekerja beribadah hingga lupa dia tinggal di dunia dan harus mencarinya"

Pesanku : jangan merasa terbatas karena kau seorang muslimah...

Minggu, 06 Agustus 2017

Senja Oranye

Gadis gembul,  polos nan luguh itu bernama Senja.. entahlah, mungkin latar belakang  penamaan dirinya karena ia dilahirkan di Senja oranye saat Sang Surya perlahan memejamkan dirinya di ufuk Barat.

Saking luguh dan polosnya, setiap hari ia selalu dimanfaatkan oleh teman sebayanya. Dipalak, jadi bahan olok-olok, di suruh ini itu bak Bawang Putih di  dongeng-dongeng. Ia tak melawan, dibiarkan saja kelakuan teman-temannya itu kepada dirinya.  Ia selalu takut jika menolak, takut apabila semua teman-temannya akan marah lalu menjauhi dirinya seperti kejadian seminggu yang lalu saat dia tak mau memberikan uangnya kepada Teh Ira, teman ngajinya...... lanjut besok

~Nurfitri

Sabtu, 05 Agustus 2017

A-M-A-N-A-H

Sejatinya sejak pertama diciptakan manusia, manusia memang ditakdirkan untuk selalu mengemban amanah. Dia yang seorang muslim pada dasarnya telah terpatri untuk diberi amanah. Amanah terhadap Tuhannya, amanah terhadap alam, amanah terhadap dirinya, amanah terhadap saudaranya, amanah terhadap temannya, amanah terhadap seluruh makhluk-Nya.

Amanah adalah tugas, setiap tugas adalah amanah. Dan setiap amanah harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kenapa amanah harus dilakukan sebaik-baiknya? Karena kalau tidak bukan  saja teman di lingkungan yang menjauh, tapi apabila amanah tidak dikerjakan semua makhluk-Nya akan berpaling muka dari kita.

Amanah, memang seringkali melelahkan. Dan memang begitu.. amanah sejatinya adalah titipan, maka setiap kita tidak berusaha untuk melakukan yang terbaik maka akan berkurang kepercayaannya terhadap kita sebagai yang dititipinya.

Memang, manusia tak ada yang sempurna dalam menjalankan suatu amanah. Karena dimana kita ketahui setiap manusia dikarunia kekurangan dan kelebihan daaannnnn manusia memiliki nafsu untuk lelah dan malas. Okey tak apa itu wajar lho! Karena otak manusia kadang memiliki kejenuhan.

Eh, eh tunggu dulu. Tapi kok bisa-bisanya ada orang memiliki waktu 24 jam tapi bisa melaksanakan amanah dengan baik? Yah bisa, bukan karena mereka malaikat. Tapi... karena mereka sering berlatih, menghargai proses hingga amanah yang diemban menjadi suatu "habbit". Mereka mengatur waktu, melawan gejolak menunda-nunda dan memberikan kontribusi yang total terhadap  suatu pencapaian yang akhirnya berbuah pada frofesional amanah.

Frofesional amanah itu... takut amanah tak dikerjakan, setidaknya kalau amanahnya  sulit bin rieut mereka bertanya atau dikerjakan sebisa mungkin lalu di diskusikan, serta seorang frofesional amanah tidak menunda-nunda waktu untuk berbuat !

Yang terpenting, jika hati kita bergejak untuk menolak melaksanakan amanah... kita harus berkata bahwa amanah takKn jatuh ke orang yang salah ! Pasti punya suatu konspirasi dan  besar kenapa dijatuhkan amanah, yang kadang kita tak sadari.

Amanah takkan jatuh kepada  orang yang salah, yaya... Ibaratnya seperti seorang guru yang memberikan amanah berupa tugas, pasti tidak salah memberi tugas. Karena saya yakin tugas yang disuruh dikerjakan adalah tugas yang kita mampu mengerjakannya dan memang sudah dipelajari, setidanya kalau pun sulit pasti ada remang-remang sedikit. Kalau tak mampu banget, kemungkinan salah jurusan di sekolahnya mungkin yah. Hehe.. harus belajar tuh potensi otak kanan dan kiri 😂😃..

Yah memang kadangkali kita jenuh dengan tumpukan amanah.. lelahhhh pake banget.. Huhu T.T

Solusinya?  Sekali-kali ikut teman  untuk sekedar refresing tahap kewajaran. Tapi jangan sampai ada di zona nyaman bangett. Jangan mengungkung diri juga terhadap amanah yang ada hingga kita lupa bahwa tubuh  kita harus makan dan minum, karena kita manusia bukan robot, kita pasti butuh suasana calm. Jadi enjoy tapi stay action action terhadap amanah yah !! -Nurfitriyani

Bukan penulis yang telah melakukan amanah dengan baik, bukan.... ini pelajaran untuk kita semuaa.. bahwa amanah memang lelah, jika begitu kuatkan lagi dengan Lillah

Ma Qadarullah Khair

Bismillah..
Yang terbaik adalah yang dipilihkan Allah..
Halnya seperti hujan, yang dipilihkan Allah untuk turun memberi sejuta manfaat. Meski kadang jika terlalu deras cukup menakutkan. Tapi walaupun menakutkan, jika turunnya dipilihkan Allah akan selalu menuai hikmah dan pelajaran. Seperti nantinya bisa  saja datang pelangi yang indah atau mungkin tanah yang tandus bisa merasa segar.
Seperti halnya takdir seseorang yang kadang tidak sesuai dengan harapan. Jika takdir yang tidak diharapkan itu pilihan Allah, maka kenapa harus takut. Yakin, jika dipilihkan Allah pasti menuai hikmah yang terbaik.
Maa qadarullah khair

Naik puncak bareng yuk?

Bismillah.
Untuk naik sampai puncak gunung itu susah. Sampai ngos-ngosan untuk menggapainya. Jalan terjal penuh bebatuan. Kalau nggak hati-hati, ambruk sudah. Kaki pegal linu, keringat bercucuran berpacu bersama teriknya mentari. Tapi, kelalahan itu berapi-api dan muncul kembali saat seorang teman memberi semangat "Ayoooo, sedikit lagi tuhh. Masa sampai sini ajah.. Hamasah hamasah !! Kamu kuat". Hmm, emang enak kalau ke suatu tempat yang jauh ada yang nemenin apalagi ini tempatnya gunung dengan segala kerumitannya, senang kalau udah sampai puncak mah serasa terbayar sudah.
Sama halnya dengan kehidupan setelah di dunia, yakni akhirat dimana puncak kenikmatan tertingginya adalah Ridho Allah dan jannah-Nya. Untuk menggapinya tentu nggak mudah, banyak aral melintang, kerikil tajam menghadang. Tapi kalau sabar mendaki dan semua sudah terlewati, terbayar sudah serta masyaa Allah sangat indah. Sama halnya dengan mendaki di dunia, mendaki menuju akhirat pun kalau nggak ada temen rasanya susah dan sunyi sekali. Nggak ada yang  nyemangatin k dan ngingetin kalau kita futur dan kalau-kalau puncak itu udah deket. Kesimpulannya, kehidupan menggapai akhirat ibarat mendaki sebuah puncak gunung yang terjal dan berliku serta kalau mau cepet nyampe perbanyaklah teman yang shalih agar kamu senantiasa bersemangat menggapai puncak itu, puncak di atas puncak yakni Ridho Allah. Kalau sabar menggapainya sekuat aral melintang pun pasti berlalu..

Ilmu dari seminar

Ada yg hal harus diingat saat qt menikah, bahwa pasangan qt TIDAKLAH SEMPURNA...

Sedari awal saya menikah, saya sudah memiliki prinsip, untuk tidak menggantungkan ekspektasi sebegitu tinggi dengan pasangan. Kalau kata Pak Cah, menikah itu mirip dengan belanja di supermarket. Kalau kita berharap supermarket itu lengkap menjual barang dari A-Z, tapi saat kita kesana ternyata banyak yang tidak ada, akhirnya berujung kecewa. Namun, saat kita legowo dengan barang apa saja yang ada di supermarketnya, sifat syukur yang terbentuk disana.

Sama dgn pasangan qt, saat kita memiliki ekspektasi tinggi si pasangan itu bisa A,B,C sampai dengan Z, tapi ternyata tidak, kecewa yang kita dapatkan. Namun saat kita mau menerima kelebihan dan kekurangannya apa adanya, hanya ada syukur saat bertemu kelebihan dan sabar saat bertemu kekurangan. Intinya mah, saat cintamu pada-Nya berada pada tempat tertinggi dalam jiwa, kita akan mensyukuri kelebihan dan bersukur atas kekurangan pasangan yang sudah Allah jodohkan di dunia.

-Dewi Nur Aisyah